SAMARINDA, KALTIM - Produksi jagung Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dalam tiga tahun terakhir terus mengalami kenaikan bersamaan dengan meningkatnya produktivitas per hektare, walaupun dari tahun tahun ke tahun luas panen cenderung menurun. "Tahun 2013, produksi jagung di Kaltim hanya 4,86 ribu ton pipilan kering, namun pada 2014 jauh melompat menjadi 7,56 ribu ton dan pada 2015 kembali naik menjadi 8,38 ribu ton jagung pipilan kering," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim M Habibullah di Samarinda, Minggu (10/7).
Menurutnya, produksi jagung pipilan kering di Kaltim bisa lebih dua kali lipat ketimbang produksi yang ada setiap tahun jika semua jagung dipanen ketika usia tua. Tetapi kebanyakan petani memanen jagung ketika umurnya sekitar dua bulan alias jagung muda karena harganya lebih mahal. Dikatakannya, jagung muda biasanya digunakan warga sebagai sayur, termasuk sejumlah tempat tongkrongan anak muda ketika malam yang lebih menyukai jagung bakar, sehingga petani juga melayani permintaan konsumen untuk kebutuhan warga penyuka jagung muda.
"Bahkan ketika malam tahun baru, jagung muda harganya bisa dua kali lipat ketimbang harga di hari biasa, sehingga kondisi ini juga menjadi persiapan petani untuk menanam jagung sekitar dua bulan sebelum malam tahun baru mengingat di hari itu permintaan jagung muda bisa lima kali lipat dari hari-hari normal," kata Habibullah. Habibullah juga mengatakan, jagung muda yang dipanen petani tidak dihitung BPS ketika melakukan pendataan. "Jagung yang kami hitung adalah jagung yang memang sudah siap panen dengan umur sekitar 3 bulan, atau yang dikenal dengan jagung pipilan kering karena jagung tua digunakan untuk industri dan sebagai bahan pangan," katanya.
Disebutkannya, untuk tahun 2015 produksi jagung Kaltim yang sebanyak 8,35 ribu ton pipilan kering tersebut, mengalami kenaikan sebanyak 0,81 ribu ton atau naik 10,73% ketimbang tahun 2014. "Peningkatan produksi jagung sepanjang 2015 terjadi pada dua kabupaten, yakni Berau dan Kutai Kartanegara. Sedangkan penurunan produksi yang relatif besar terjadi di Kabupaten Kutai Timur," kata Habibullah lagi.