TANA PASER, KALTIM – Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Kuaro, Guntur Wahyudo mengatakan, pada pertengahan Januari, para petani bawang merah di Desa Padang Jaya, Kecamatan Kuaro, telah memanen sebanyak 20 Ton. “Pertengahan Januari kemarin, hasil panen patani sebanyak 20 ton bawang merah. Namun, hasil panen ini tidak seperti tahun sebelumnya,” ungkap Guntur didampingi Darmanto selaku Ketua Asosiasi Petani Bawang Kabupaten Paser, Selasa (9/2).
Terjadi penurunan hasil panen ini, lanjut dia, dikarenakan adanya pengalihan pemanfaatan lahan. “Lahan 10 hektare sebelumnya, dimanfaatkan petani untuk menanam bawang. Namun, karena sekarang musim hujan, para petani memanfaatkannya untuk menanam padi,” bebernya. Dikatakan, masa tanam bawang adalah 55 hari untuk jenis konsumsi. Para petani menanam pada Desember 2015 lalu, kemudian memanennya pada pertengahan Januari lalu.
“Pada pertengahan Januari lalu, petani bawang di Desa Padang Jaya hanya bisa memanen 20 ton dari luas lahan dua hektare yang mereka garap. Dengan hasil panen per hektarnya adalah 10 ton,” sebutnya. Dijelaskan, untuk modal bibit awal diperlukan 800 Kg hingga 1 ton per hektarenya. Seharga Rp45 Ribu per kilogram.
“Memang bibit awal untuk bawang merah cukup mahal. Namun, pada saat panen nanti, beberapa hasil dari panen itu bisa dijadikan bibit untuk penanaman selanjutnya,” paparnya. Kendati begitu, sebut Dia, para petani bawang di Paser terutama di Desa Padang Jaya, telah memiliki pasar yang jelas untuk hasil panen bawang merahnya.
Diantaranya, Pemkab Paser telah bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) cabang Balikpapan untuk memfasilitasi SDM dan sarana pemasarannya. “BI telah menyediakan pasar di Balikpapan, yang siap menampung hasil panen para petan. BI juga mengirim penyuluh pertanian untuk menunjang keberhasilan di sektor bawang merah,” ujarnya.
Ditambahkan, selain BI cabang Balikpapan, pihaknya juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan yang membutuhkan bawang merah untuk keperluan logistik mereka. “Selain BI, kami bekerja sama pula dengan sejumlah perusahaan. Guna memenuhi keperluan logistik mereka,” katanya.
Saat ditanyakan terkait alasan BI Cabang Balikpapan yang menaruh minat kepada para petani bawang merah, Guntur menerangkan, bahwa bawang merah merupakan komoditi kedua yang bisa mempengaruhi terjadinya inflasi. “Kalau jenis pertanian yang paling pertama mempengaruhi terjadinya inflasi, adalah Cabai,” pungkasnya